Sabtu, 03 Desember 2016

Menanamkan Empati


Kata seorang teman, setidaknya minimal mengabarkan satu berita gembira pada seseorang akan memberikan efek positif bagi pengabar juga pendengarnya. Lalu saya berandai-andai, bagaimana jika puluhan, ratusan bahkan jutaan kabar gembira yang kita dengar atau sampaikan setiap hari. Mungkin kita akan merasa bersemangat menjalani kehidupan tanpa keluh kesah, umpatan bahkan cacian. Hanya saja di zaman modern yang serba instan ini segala kemungkinan begitu terbuka lebar. Setiap orang punya kesempatan untuk berpendapat secara terbuka di media umum, entah itu dengan santun atau dengan bahasa kasar yang buruk, berdasar ataupun tidak. Semua bisa dilakukan dengan mudah sambil duduk, ngupil, selonjoran atau tiduran. Banyak orang ingin didengarkan dan merasa perlu untuk berkomentar tanpa ada tedeng aling-aling. Mereka bebas mengumpat, mencaci, menghujat apa saja siapa saja. Mungkin slogan bahwa kita adalah bangsa yang santun sudah tertimbun puing-puing keegoisan kita demi kepentingan-kepentingan.



Waktu memang perkasa, ia telah menggiring kita menjadi makhluk yang begitu rumit. Semakin berkembang pengetahuan kita, semakin rumitlah kita. Padahal tujuan utama ilmu pengetahuan adalah untuk memudahkan kehidupan. Tapi seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat masalah-masalah baru muncul saling tumpang tindih minta diselesaikan satu persatu.


Sering muncul celetukan, betapa indahnya masa kanak-kanak. Masa di mana penuh dengan kegembiraan, tanpa ada kebencian dan rasa dendam. Bagaimana tidak, ketika para orang dewasa sibuk mencari siapa benar dan siapa salah, anak-anak begitu sederhananya menjalani peran mereka. Mereka bermain bersama, berselisih mungkin juga berkelahi karena sesuatu hal, tapi sebentar saja mereka sudah bermain permainan lain bersama tanpa pernah ingat perselisihan sebelumnya.


Betapa indahnya pemikiran sederhana mereka, sesederhana kami di Sanggar Biru yang ingin berbagi sedikit apa yang kami miliki kepada anak-anak. Di Sanggar Biru ini kami mencoba mengajak mereka untuk berkesenian serta berkarya, bukan untuk menjadi seorang seniman, artis atau selebritis akan tetapi agar mereka saling mengenal satu sama lain, memahami tentang perbedaan dan mengajak mereka saling bekerja sama. Harapan kami dengan berproses, nantinya mereka memiliki rasa empati yang tinggi kepada sesama  serta halus budinya. Semoga kelak mereka akan menyebarkan benih yang telah kami tanam kepada teman, saudara dan kerabat mereka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar