Senin, 05 Desember 2016

Teater adalah Sebuah Proses


Pada dasarnya pertunjukan teater adalah sebuah ruang untuk bercermin dan berkontemplasi bukan hanya bagi penonton yang menjadi objek tontonan akan tetapi juga bagi para pelaku seni yang terlibat di dalamnya. Akan tetapi seiring perkembangan teknologi seakan hal tersebut sudah mulai terkikis, terkalahkan oleh budaya instan. Kita sudah terlalu dalam terbuai dalam kemudahan-kemudahan karena hampir semua bisa dilakukan hanya dengan menggesekkan jari ke layar smartphone. Kita lupa bahwa segala sesuatunya butuh proses, dari tiada menjadi ada. Kita lupa betapa berharganya sebuah proses. Ibaratnya, secangkir kopi akan tiada tanpa sebuah proses. Ia bermula dari biji kopi yang dipetik, dijemur, disangrai lalu ditumbuk agar menjadi bubuk kopi yang siap diseduh. Belakangan ini kebanyakan dari kita lebih suka kepada hal-hal yang praktis dan pragmatis. Kemalasan-kemalasan telah membuai kita sehingga menjadikan kita terbiasa apatis. Kita hanya peduli pada kebutuhan pribadi kita. Kita lebih terpesona pada hal-hal hedonis yang hingar bingar, padahal sebenarnya kita tahu bahwa semuanya minim akan pemaknaan atau pendidikan bahkan lebih banyak keburukannya.

Untuk itulah ruang kesenian khususnya teater hadir untuk mengajak mengingat kembali pentingnya sebuah proses bagi para pelakunya. Proses yang notabene diibaratkan menjadi tempat untuk menempa diri dan mengukur daya tahan baik fisik maupun mental. Bisa dikatakan proses teater adalah sebuah laboratorium kehidupan. Di sana merupakan cerminan sederhana kehidupan dunia tempat saling bekerja sama dan berbagi serta memupuk rasa empati kepada sesama. Dan dari sana pulalah orang-orang yang bergelut dengannya menemukan berbagai macam makna tergantung pada penghayatan masing-masing pribadi, dengan catatan bahwa itu dilakukan dengan kesungguhan bukan keterpaksaan.

     
Selanjutnya, yang terpenting bukanlah hasil akhir melainkan pada prosesnya, walaupun hasil yang maksimal tetaplah menjadi target, tapi ia ada ketika proses dilakukan. Dan biasanya, hasil tak pernah berkhianat pada proses.  Mari kita berproses kembali, setidaknya dengan hal-hal sederhana inilah kita berbuat sesuatu untuk bangsa ini.

1 komentar: