Rabu, 06 Mei 2015

Bang Lawan Putih




a.         Kerajaan Glang-Glang di bumi Ngurawan Madiun

 Nagarakretagama, Pararaton, Kidung Harsawijaya, dan Kidung Panji Wijayakrama menyebut Jayakatwang adalah raja bawahan di Kadiri yang memberontak terhadap Kertanagara di Singhasari. Naskah prasasti Kudadu dan prasasti Penanggungan menyebut Jayakatwang pada saat memberontak masih menjabat sebagai bupati Glang-Glang. Setelah Singhasari runtuh, baru kemudian ia menjadi raja di Kadiri.
        Sempat muncul pendapat bahwa Glang-Glang merupakan nama lain dari Kadiri. Namun gagasan tersebut digugurkan oleh naskah prasasti Mula Malurung (1255). Dalam prasasti itu dinyatakan dengan tegas kalau Glang-Glang dan Kadiri adalah dua wilayah yang berbeda. Prasasti itu menyebutkan kalau saat itu Kadiri diperintah Kertanagara sebagai yuwaraja (raja muda), sedangkan Glang-Glang diperintah oleh Turukbali dan Jayakatwang.
          Lagi pula lokasi Kadiri berada di daerah Kediri, sedangkan Glang-Glang ada di daerah Madiun


Bang lawan Putih.docx

Selasa, 14 April 2015

Jenis - Jenis Teater

Jenis-Jenis Seni Teater


1 Teater Boneka  

             Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisahkisah religius. Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette, atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.
           Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara langsung.

 
2 Drama Musikal 

           Merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni menyanyi, menari, dan akting. Drama musikal mengedepankan unsur musik, nyanyi, dan gerak daripada dialog para pemainnya. Di panggung Broadway jenis pertunjukan ini sangat terkenal dan biasa disebut dengan pertunjukan kabaret. Kemampuan aktor tidak hanya pada penghayatan karakter melalui baris kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui lagu dan gerak tari. Disebut drama musikal karena memang latar belakangnya adalah karya musik yang bercerita seperti The Cats karya Andrew Lloyd Webber yang fenomenal. Dari karya musik bercerita tersebut kemudian dikombinasi dengan gerak tari, alunan lagu, dan tata pentas.
          Selain kabaret, opera dapat digolongkan dalam drama musikal. Dalam opera dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Di sinilah letak perbedaan dasar antara Kabaret dan opera. Dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu bisa saja bebas tetapi dalam opera biasanya adalah musik simponi (orkestra) dan seriosa. Tokoh-tokoh utama opera menyanyi untuk menceritakan kisah dan perasaan mereka kepada penonton. Biasanya juga berupa paduan suara. Opera bermula di Italia pada awal tahun 1600-an. Opera dipentaskan di gedung opera. Di dalam gedung opera, para musisi duduk di area yang disebut orchestra pit di bawah dan di depan panggung.

3 Teater Gerak 

           Teater gerak merupakan pertunjukan teater yang unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah serta tubuh pemainnya. Penggunaan dialog sangat dibatasi atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Teater gerak, tidak dapat diketahui dengan pasti kelahirannya tetapi ekspresi bebas seniman teater terutama dalam hal gerak menemui puncaknya dalam masa commedia del’Arte di Italia. Dalam masa ini pemain teater dapat bebas bergerak sesuka hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk memancing perhatian penonton. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.
           Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini adalah pantomim. Sebagai pertunjukan yang sunyi (karena tidak menggunakan suara), pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah polah gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan sebuah lakon yang hendak disampaikan semua ditampilkan dalam bentuk gerak. Tokoh pantomim yang terkenal adalah Etienne Decroux dan Marcel Marceau, keduanya dari Perancis.


4 Teater Dramatik

           Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasar pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan dan situasi cerita serta latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Mencoba menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Menonjolkan laku aksi pemain dan melengkapinya dengan sensasi sehingga penonton tergugah. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan lakon. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter manusia yang sudah jadi, dalam artian tidak ada lagi proses perkembangan karakter tokoh secara improvisatoris (Richard Fredman, Ian Reade: 1996). Dengan segala konvensi yang ada di dalamnya, teater dramatik mencoba menyajikan cerita seperti halnya kejadian nyata.


5 Teatrikalisasi Puisi

           Pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud. Teatrikalisasi puisi memberikan wilayah kreatif bagi sang seniman karena mencoba menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan laku aksi dan tata artistik di atas pentas.

Rabu, 01 April 2015

Ngoyak Kala

NGOYAK KALA
Oleh :  Ony S.



SINOPSIS
Senja mulai datang, tapi si Tole belum juga pulang. Warga desa yang tengah beristirahat mendadak dikejutkan dengan hilangnya Tole. Mereka lantas beramai-ramai mencarinya. Kasak-kusuk sana-sini, hingga muncul pendapat bahwa si Tole dimangsa Batara Kala. Semua orang menjadi kian kebingungan dan ketakutan.
Apakah si Tole berhasil ditemukan? Dan apakah benar anak itu telah dimangsa Batara Kala karena ia adalah anak ontang-anting?

Naskah selengkapnya dapat diunduh di sini :    Ngoyak Kala.docx

Belajar Dari Jalanan

BELAJAR DARI JALANAN
Rian Ciputra, S. Pd.
Benar sekiranya jika ada pernyataan bahwa jalan raya adalah cermin perilaku bangsa. Karena dari jalan raya kita dapat melihat berbagai wajah. Di sanalah tempat bertemunya orang-orang. Saling lalu lalang, dan biasanya tanpa tegur sapa. Jikapun ada tegur sapa, pastinya hanya beberapa orang yang sudah saling mengenal. Semua orang sibuk dengan dirinya dan tujuan masing-masing. Saya akan menuju ke sana, dan kamu entah ke mana saya tak peduli. Dan tiap-tiap orang yang anda temui tak akan bertanya ke mana anda pergi dan juga sebaliknya, andapun juga tak akan mungkin menanyakan satu persatu orang akan pergi ke mana. Itu adalah hak ppribadi. Tak sopan rasanya jika anda menanyakan, bahkan memaksa untuk ikut ke arah tujuan anda.
Di jalan raya pula segala perilaku manusia muncul. Saya yakin anda pasti pernah mengendarai kendaraan anda di jalanan, terutama pada jam sibuk. Di sana kita lihat bagaimana perangai manusia begitu beragam. Ada yang sabar berjalan, ada yang ngebut, ada yang serobot kanan kiri, ada yang santai, ada pula yang ugal-ugalan. Dari sanalah kita dapat bercermin. Melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Dan apakah kita termasuk yang baik atau yang buruk?
Sepanjang sepengetahuan saya, pagi ketika waktu orang berangkat bekerja adalah saat orang menjadi sangat egois. Mereka mengejar waktu, memenuhi kebutuhan pribadi agar sampai ke tempat tujuan dengan segera.
Begitulah yang terjadi dengan bangsa ini. Kebanyakan orang saling tak peduli. Yang dipedulikan hanya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Pemerintah tak ada kepedulian. Perangainya menunjukan keegoisan mereka yang hanya ingin mencapai tujuan pribadi. Sementara kita sebagai rakyat tanpa sadar juga sibuk dengan tujuan kita. Yang terkadang bersikap ugal-ugalan, serobot sana serobot sini, sikut sana sikut sini tanpa peduli dengan orang lain demi sampai ke tujuan. Teriak-teriak tentang kebenaran, menuntut dan terus menuntut orang lain tanpa pernah menuntut diri kita sendiri. Bukan berarti kita tak boleh menuntut. Hanya saja kita harus lebih arif dalam menyampaikan sesuatu dan begitu pula sebaliknya. Dengan begitu, tak perlu ada saling emosi dan amarah yang meledak-ladak. Karena hal itu hanya akan menghabiskan energy saja.
Memang sudah sewajarnya tak ada tegur sapa di jalanan. Tapi bukan berarti kita saling tak peduli. Sudah sewajarnya pula setiap orang berjalan ke arah tujuan masing-masing. Tapi tak berarti kita harus egois. Kita hanya perlu untuk saling peduli. Jika diistilahkan “jangan sampai kita menabrak, bukan jangan sampai kita ditabrak.” Dari ungkapan tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa jangan sampai menabrak kita akan lebih peduli pada orang lain. Kita akan berusaha agar tidak menabrak orang lain. Berbeda dengan jangan sampai ditabrak. Kita akan menjadi sangat egois. Seenaknya sendiri tanpa peduli orang lain. Yang penting tidak tertabrak, masa bodoh dengan orang lain.
Dari jalanan kita dapat belajar banyak tentang negeri ini. belajar untuk sampai ke tujuan tanpa merugikan orang lain. Belajar untuk saling peduli dengan tidak menyerobot, dengan tidak ugal-ugalan, dengan mematuhi rambu lalu lintas, dan dengan sabar, dan juga dengan tanpa klakson di lampu merah.
Tak perlulah kita menengok kata-kata yang sering kita dengar. Bahwa kesabaran kita sudah di ubun-ubun karena telah 32 tahun kita terkekang. Bahwa kesabaran kita sudah habis karena pemerintah tetap bersikap seperti anak-anak. Bahwa amarah kita sudah tak terbendung karena korupsi ada di mana-mana. Muncul satu kasus dan kasus lain terlupakan. Kepala kita menjadi penuh dengan hal-hal yang menyesakkan. Saling berhimpitan dan mematri keegoisan dalam diri kita.
Lupakan semua itu, yang kita tuju adalah masa depan. Kita harus memulainya dari diri kita, dari hal-hal kecil, dan dari sekarang. Demi masa depan yang baik untuk semua orang. Dengan cara saling peduli, sehingga nantinya bangsa ini akan lebih bermartabat dan arif. Demi masa depan yang baik bukan hanya bagi segelintir orang namun bagi semua orang.

Selasa, 31 Maret 2015

Hymne Sanggar Biru

SIMFONI BIRU

 

Rumah ini beratap langit biru
Dan birunya langit tak pernah berdusta
Di sini siapa saja boleh singgah
Ikut menggambar lantai berwarna tanah

Siapa saja boleh datang
Siapa saja boleh pergi
Biar langit tetap biru
Biar tanah tak hilang warna
Biar semua seperti kata alam
Biar rumah seperti adanya

Wahai jiwa-jiwa pemberani
Beranikah membiru?
Beranikah rebah di peluk ibu bumi?
Beranikah tuk jadi camar penjelajah?
Beranikah tuk jadi siput yang tafakur?

Kau, aku, kita bersama
Saling menguatkan
Bukan saling meniadakan

Naga Baru Klinting

NAGA BARU KLINTING
Oleh : Rian Ciputra S, Pd.


Baru Klinting adalah seorang anak jelmaan seekor naga. Tubuhnya kurus kering dan penuh dengan luka serta berbau busuk. Ia diselamatkan dan diasuh oleh seorang Janda Tua ketika warga desa menganiayanya dan menganggap ia adalah orang gila. 
Suatu ketika Baru Klinting ingin ikut bermain bersama anak-anak, tetapi anak-anak menghina dan mengusirnya dengan kasar.
Baru Klinting merasa sakit hati dan membuat sayembara. Ia menantang semua warga desa untuk mencabut lidi yang ia tancapkan di tanah. Akan tetapi tak ada satu orangpun yang sanggup mencabutnya. 
  
   file naskahnya bisa diunduh di sini :Naga Baru Klinting.docx
Oleh : Ony S.


telah menua segala prilaku
sebagian ngumpet di siku keramat
sebagian ngumbar di pelataran kemarau
menua jua luapan birahi biru
lunglai pada tiap catatan
lunglit tubuh pada kaca kertas

ayo...
mari
roh pengembara
jiwa api
belum genap laku kita

Jumat, 27 Maret 2015

Naskah Drama Anak

ANJANI PUTRA
Karya : Rian Ciputra, S.Pd.
  

         Hanoman kecil merasa sedih ketika harus ditinggal oleh ibunya, Anjani. Ia marah dan menyalahkan sang waktu karena telah memisahkan ia dan ibunya. Akhirnya Hanoman memakan matahari karena dianggap penyebab berjalannya waktu. 
      
    naskah dapat diunduh di sini: ANJANI PUTRA.docx