Rabu, 01 April 2015

Belajar Dari Jalanan

BELAJAR DARI JALANAN
Rian Ciputra, S. Pd.
Benar sekiranya jika ada pernyataan bahwa jalan raya adalah cermin perilaku bangsa. Karena dari jalan raya kita dapat melihat berbagai wajah. Di sanalah tempat bertemunya orang-orang. Saling lalu lalang, dan biasanya tanpa tegur sapa. Jikapun ada tegur sapa, pastinya hanya beberapa orang yang sudah saling mengenal. Semua orang sibuk dengan dirinya dan tujuan masing-masing. Saya akan menuju ke sana, dan kamu entah ke mana saya tak peduli. Dan tiap-tiap orang yang anda temui tak akan bertanya ke mana anda pergi dan juga sebaliknya, andapun juga tak akan mungkin menanyakan satu persatu orang akan pergi ke mana. Itu adalah hak ppribadi. Tak sopan rasanya jika anda menanyakan, bahkan memaksa untuk ikut ke arah tujuan anda.
Di jalan raya pula segala perilaku manusia muncul. Saya yakin anda pasti pernah mengendarai kendaraan anda di jalanan, terutama pada jam sibuk. Di sana kita lihat bagaimana perangai manusia begitu beragam. Ada yang sabar berjalan, ada yang ngebut, ada yang serobot kanan kiri, ada yang santai, ada pula yang ugal-ugalan. Dari sanalah kita dapat bercermin. Melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Dan apakah kita termasuk yang baik atau yang buruk?
Sepanjang sepengetahuan saya, pagi ketika waktu orang berangkat bekerja adalah saat orang menjadi sangat egois. Mereka mengejar waktu, memenuhi kebutuhan pribadi agar sampai ke tempat tujuan dengan segera.
Begitulah yang terjadi dengan bangsa ini. Kebanyakan orang saling tak peduli. Yang dipedulikan hanya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Pemerintah tak ada kepedulian. Perangainya menunjukan keegoisan mereka yang hanya ingin mencapai tujuan pribadi. Sementara kita sebagai rakyat tanpa sadar juga sibuk dengan tujuan kita. Yang terkadang bersikap ugal-ugalan, serobot sana serobot sini, sikut sana sikut sini tanpa peduli dengan orang lain demi sampai ke tujuan. Teriak-teriak tentang kebenaran, menuntut dan terus menuntut orang lain tanpa pernah menuntut diri kita sendiri. Bukan berarti kita tak boleh menuntut. Hanya saja kita harus lebih arif dalam menyampaikan sesuatu dan begitu pula sebaliknya. Dengan begitu, tak perlu ada saling emosi dan amarah yang meledak-ladak. Karena hal itu hanya akan menghabiskan energy saja.
Memang sudah sewajarnya tak ada tegur sapa di jalanan. Tapi bukan berarti kita saling tak peduli. Sudah sewajarnya pula setiap orang berjalan ke arah tujuan masing-masing. Tapi tak berarti kita harus egois. Kita hanya perlu untuk saling peduli. Jika diistilahkan “jangan sampai kita menabrak, bukan jangan sampai kita ditabrak.” Dari ungkapan tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa jangan sampai menabrak kita akan lebih peduli pada orang lain. Kita akan berusaha agar tidak menabrak orang lain. Berbeda dengan jangan sampai ditabrak. Kita akan menjadi sangat egois. Seenaknya sendiri tanpa peduli orang lain. Yang penting tidak tertabrak, masa bodoh dengan orang lain.
Dari jalanan kita dapat belajar banyak tentang negeri ini. belajar untuk sampai ke tujuan tanpa merugikan orang lain. Belajar untuk saling peduli dengan tidak menyerobot, dengan tidak ugal-ugalan, dengan mematuhi rambu lalu lintas, dan dengan sabar, dan juga dengan tanpa klakson di lampu merah.
Tak perlulah kita menengok kata-kata yang sering kita dengar. Bahwa kesabaran kita sudah di ubun-ubun karena telah 32 tahun kita terkekang. Bahwa kesabaran kita sudah habis karena pemerintah tetap bersikap seperti anak-anak. Bahwa amarah kita sudah tak terbendung karena korupsi ada di mana-mana. Muncul satu kasus dan kasus lain terlupakan. Kepala kita menjadi penuh dengan hal-hal yang menyesakkan. Saling berhimpitan dan mematri keegoisan dalam diri kita.
Lupakan semua itu, yang kita tuju adalah masa depan. Kita harus memulainya dari diri kita, dari hal-hal kecil, dan dari sekarang. Demi masa depan yang baik untuk semua orang. Dengan cara saling peduli, sehingga nantinya bangsa ini akan lebih bermartabat dan arif. Demi masa depan yang baik bukan hanya bagi segelintir orang namun bagi semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar